Menjadi Sahabat Al-Qur’an

Sahabat, tentu kita sudah mengenal apa itu Al-Qur’an. Sebagai orang Islam, kita harus beriman kepada Al-Qur’an yang merupakan wahyu dari Alloh. Agar pemahaman kita tidak salah terhadap Al-Qur’an mari kita pahami pengertian Al-Qur’an berikut ini: “Al-Qur’an adalah Firman (Kalam) Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril, yang dibaca secara mutawatir, dibacanya merupakan ibadah, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.” Itulah pengertian Al-Qur’an, jadi Al-Qur’an itu bukan sembarang tulisan atau pembicaraan, tetapi ia merupakan firman (perkataan) Tuhan kita semua, Alloh Azza wa Jalla. Kita tidak perlu meragukan lagi apakah Al-Qur’an itu benar dari Alloh atau tidak, karena Alloh SWT sendiri telah menegaskan di dalam Surat Al-Baqoroh ayat 2: “Itulah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”. Kita pun tidak perlu meragukan bahwa Al-Qur’an yang ada di tangan kita itu apakah benar-benar firman Alloh, apakah ia benar-benar asli dan tidak palsu. Kita tidak perlu ragu karena Alloh SWT yang selalu menjaga keasliannya hingga hari kiamat, tidak terjadi perubahan terhadap Al-Qur’an walaupun satu huruf. Hal itu diungkapkan oleh Alloh SWT di dalam Surat Al-Hijr ayat 9: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Adz-Dzikro (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami pula yang menjaganya.” Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi kita untuk beriman kepada Al-Qur’an tanpa disertai keraguan.

Sahabat, selanjutnya kita akan bertanya, untuk apa sih Alloh SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw dan disampaikan kepada kita semua? Jawabannya sebagaimana ayat di atas bahwa fungsi Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Melalui Al-Qur’an dan Rosul-Nya, Alloh SWT membimbing kita semua kepada jalan yang diridhoi-Nya. Sejak dilahirkan manusia itu tidak mengerti apa-apa, ia tidak mengerti mengapa dirinya hidup di dunia ini, apa hakikat alam semesta yang besar ini dan akan mengarah kemana hidup yang ia jalani. Untuk itulah Alloh SWT memberikan bimbingan melalui Al-Qur’an tentang hakikat dirinya, hakikat alam semesta dan apa sebenarnya akan dituju oleh kehidupan manusia. Selain itu, Al-Qur’an juga merupakan tanda kasih dari Alloh untuk kita semua, ibaratnya ia adalah surat cinta yang dikirimkan kepada kita. Allah sangat sayang kepada kita, Ia tidak ingin kita celaka baik di dunia maupun di akhirat, maka Al-Qur’an adalah jalan keselamatan. Di dalam Al-Qur’an itu berisi petunjuk-petunjuk Alloh untuk beribadah kepada-Nya, ada aturan-aturan yang mesti kita patuhi, itu tiada lain kecuali agar kita selamat, agar Alloh SWT memberikan hadiah terbesarnya kepada kita, yaitu Jannah (surga) yang penuh dengan keni’matan.

Sahabat, bagaimana mungkin Al-Qur’an dapat membimbing kita kalau kita tidak dekat dengan Al-Qur’an? Oleh karena itu, sudah selayaknya bagi kita untuk menjadi Sahabat Al-Qur’an, agar melalui Al-Qur’an itu Alloh SWT dapat membimbing kita. Bahkan, kalau kita menjadi sahabat Al-Qur’an, Al-Qur’an itu akan menjadi penolong kita di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rosululloh saw:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: اِقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Dari Abu Umamah ra ia berkata: Aku mendengar Rosululloh saw bersabda: “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat menjadi penolong bagi sahabat-sahabatnya.” (HR. Muslim)

Siapakah yang disebut Sahabat Al-Qur’an?

Kalian tentu telah mengetahui arti sahabat. Sahabat adalah orang yang dekat dengan kita, selalu bersama menemani kita dalam suka dan duka. Hampir setiap orang memiliki sahabat yang ia percaya, yang ia percayai untuk menceritakan masalah-masalahnya atau istilahnya Curhat. Dengan adanya sahabat, seseorang itu bisa berbagi cerita, pengalaman, ilmu, saling memberikan solusi terhadap masalah-masalahnya, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, saling mengingatkan, atau untuk sekedar menyenangkan jiwa dengan bercanda dan tawa. Lalu apakah kita bisa bersahabat dengan Al-Qur’an sedangkan Al-Qur’an itu berbeda dengan manusia? Tentu bisa, karena Al-Qur’an itu bukan benda mati yang tanpa makna, ia adalah firman Alloh SWT yang maha tahu akan setiap permasalahan kita dan maha tau juga terhadap solusi yang layak untuk kita, maka kita dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat dengan menjadikannya sebagai tuntunan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sahabat, kalau kita perhatikan sebenarnya Al-Qur’an itu adalah sahabat yang sejati dan paling setia kalau dibandingkan dengan manusia. Kalau manusia bisa saja mengajak kita untuk berbuat kesalahan dan juga kadang-kadang membuat kita kesal dan kecewa. Sedangkan Al-Qur’an selalu setia mengajak kita kepada kebenaran dan jalan keselamatan, ia tidak pernah menyuruh kita untuk berbuat tidak baik, Alloh SWT berfirman: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini mengajak kepada jalan yang paling lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal sholeh bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang besar.” (Al-Isro: 9). Dan juga Al-Qur’an tidak pernah mengecewakan kita, tidak akan membuat kita kesal, justeru sebalik ia akan membuat kita senang dan jiwa kita menjadi tenang, ia adalah obat yang dapat menyembuhkan penyakit hati, sebagaimana firman Alloh SWT: “Wahai Manusia! Sungguh telah datang kepada kalian dari Robb Kalian suatu pengajaran, obat bagi apa yang ada di dalam hati, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus (10) : 57).

Sahabat Al-Qur’an itu adalah orang yang :

1. Setia dalam membacanya

“Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Tidak boleh iri kecuali dalam dua perkara; seseorang yang diberikan oleh Alloh Al-Qur’an, maka dia membacanya sepanjang malam dan sepanjang siang, dan seseorang yang diberikan oleh Alloh harta, maka dia menginfakkannya (menshodaqohkannya) sepanjang malam dan sepanjang siang.” (Muttafaq ‘Alaih).

“Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata, Rosululloh saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Alloh maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan: alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

2. Setia dalam mempelajari dan mengajarkannya

“Dari Utsman bin Affan ra, ia berkata, Rosululloh saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori)

3. Setia dalam mentadaburinya (merenungkan maknanya)

“Mengapa mereka tidak mentadaburi Al-Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

4. Setia dalam menghapalkannya

“Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, Rosululloh saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sedikit pun dari Al-Qur’an, dia seperti rumah yang roboh.” (HR. Tirmidzi)

5. Setia dalam mengamalkannya

“Abu Abdurroham As-Sullami berkata: “Telah menceritakan kepada kami yang membacakan Al-Qur’an kepada kami yaitu Utsman bin Affan, Abdulloh bin Mas’ud dan yang lainnya, bahwasannya apabila mereka belajar dari Nabi saw sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sampai mereka dapat mempelajari darinya berupa ilmu dan amal, kami belajar Al-Qur’an, ilmu dan amal secara bersamaan.” (HR. Abdur Rozzaq).

6. Setia dalam merasakan kehebatannya

“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayat-nya) dan berulang-ulang, gemetarlah karenanya kulit-kulit orang-orang yang takut kepada Robb mereka, kemudian merasa tenang kulit dan hati mereka kepada mengingat Alloh. Itulah petunjuk Alloh, Ia memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Alloh, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.” (QS.Az-Zumar : 23).

Tinggalkan komentar