Ta’bir, melatih kemampuan mengungkapkan secara lisan dan tulisan

Kitab Ta'bir Jilid 2 Rp.10.000

 

 

 

 

 

 

 

Kemampuan yang mesti dimiliki oleh orang yang belajar bahasa Arab adalah kemampuan Memahami yang didengar (Fahmul Masmu’), mengungkapkan melalui lisan/berbicara (Ta’bir Syafawi/Al-Kalam), dan juga kemampuan mengungkapkan melalui tulisan (Ta’bir Tahriri). Melalui tiga jilid Kitab Ta’bir ini kita dapat melatih  kemampuan tersebut melalui metode langsung (mubasyaroh) yang disampaikan dalam proses pengajaran. Kita dapat memahami kata-kata dalam bahasa Arab yang biasa kita gunakan sehari-hari, dengan menyimak terlebih dahulu bunyi-bunyi kata tersebut, melafalkannya dengan benar, untuk kemudian digunakan dalam percakapan. Lebih jauhnya melalui buku ini kita dapat mempelajari berbagai tema-tema keseharian dari mulai bangun tidur, sholat, mandi, bersih-bersih, sekolah, menghapal Al-Qur’an, ke pasar dan sebagainya, yang kita praktekkan baik dalam bentuk percakapan terhadap lawan bicara maupun dalam bentuk bercerita yang kita sampaikan baik melalui lisan maupun melalui tulisan.

Merutinkan Tilawah Al-Qur’an

c4409-d982d8b1d8a7d986Alloh Ar-Rohman telah menurunkan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada kita, suatu keni’matan terbesar. Namun tak banyak yang menyadari keni’matan besar itu.

Hanya orang yang memiliki pengharapan yang kuat terhadap negeri Akhirat yang dapat menegakkan Al-Qur’an (Al-Qiyamu bil Qur’an), mereka membacanya pada waktu malam dan siang, dan kepada merekalah kita diperbolehkan iri.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, Rosululloh saw bersabda:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَيْنِ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ مَالًا فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ

“TIdak boleh hasad kecuali kepada dua orang, yaitu seseorang yang Alloh berikan kepadanya Al-Qur’an maka ia menegakkannya pada waktu-waktu malam dan waktu-waktu siang, dan seseorang yang Alloh berikan kepadanya harta maka ia menginfakkannya pada waktu-waktu malam dan waktu-waktu siang”

Lanjutkan membaca

Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Saat ini kita berada di akhir zaman, yaitu suatu masa yang sudah sangat dekat dengan hari kiamat. Sebagaimana dikabarkan oleh Rosululloh saw bahwa di akhir zaman ini penuh dengan fitnah, yaitu dimana banyak manusia terutama orang-orang yang mengaku Islam sudah meninggalkan agamanya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا. رواه مسلم

Dari Abu Hurairoh ra, bahwasanya Rosululloh saw bersabda : “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki diwaktu pagi masih mukmin dan diwaktu sore telah menjadi kafir, dan diwaktu sore masih beriman dan paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Muslim).

Lanjutkan membaca

Pencarian Yang Sesungguhnya

Siang berganti malam, malam berganti siang. Detik-detik merangkai menit, jam dan hari, menggenapkan bulan dan tahun. Kehidupan terus berjalan tanpa mengenal lelah. Tergoreslah di sana sejarah kemanusiaan yang berawaldarigaris kelahiran dan berakhirdi stasiun kematian. Mereka hidup berdasarkan suratan takdir yang telah ditentukan, tentang bentuk fisik mereka, rezeki yang akan didapat, peristiwa-peristiwa yang akan dialami dan berapa lama mereka akan menetap di bumi. Satu sama lain ketetapannya berbeda-beda, begitu pun amal perbuatan dan tujuan hidup mereka, sehingga hasil yang didapat pun berbeda. Ada yang mengumpulkan harta terus menerus, mereka menganggap dengan harta itu akan beroleh ketentraman, ada yang sibuk meni’mati kesenangan-kesenangan dunia, ada yang berjuang keras demi mendapatkan kasih sayang sesamanya, ada yang depresi karena derita kemiskinannya, ada yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang, ada yang berbuat semena-mena terhadap sesamanya, dan ada pula yang khusyu’ beribadah kepada Tuhannya. Lalu, apa sebenarnya yang dicari oleh manusia di dunia ini, apakah harta kekayaan? Kekuasaan? Kedudukan? Kasih sayang sesama? Kesenangan-kesenangan? Atau kebahagiaan? Yang pasti, semuanya akan berakhir dengan kematian.

Lanjutkan membaca

Ibu adalah masa kecilku

Ibu, mengingatmuberartimengingatmasakecilku.Sekelebatbayanganmu, mengingatkanmasa-masakemanjaankubersamamu.Inginkumenggapaikembalikasihsayangmu, namunapalahdaya, kini rinduku telah terhalang barzah.Ingin rasanya berbakti kepadamu,tapi engkautelahtiada.Begitubesarkasihsayangmukepadaku.Begitu besar pengorbananmu saat engkaumengandungkuselamasembilanbulan, terlebihsaatengkaumelahirkankukepelataranbumidenganseluruhhidup yang engkaucurahkan.Saatkauberhasilmengantarkankukedunia, sunggingansenyum pun merekahdaribibirmu yang indah, engkau pun bahagiamelihatkehadiranku yang menangisdengansuarakhas sang bayi. Memang, akuhanyabisamenangiswaktuitu.Saatakuinginmenete, saatakuingindigendong, saatakumerasagatal, saatakumerasagerah, saatakutidakbetahdengan air seniku, semuaakuungkapkandenganbahasatangisan.Namunengkauselalusetiamerawatkudengansegalaperhatian.

Lanjutkan membaca

Oh dunia, Aku lelah mengejarmu

Takseberapa lama saatpertama kali kumenengadahkanbadan di hamparankehidupan yang bernamadunia, hinggakiniusia yang semakinmematangbakmentari yang berfijar di tengahseanterolangitsemesta. Kucurankeringat, helatanpikiran, barahati yang terusberkobar, dalamsekat-sekatruangambisidunia yang bergemerlapanmelambungkanangan, telahmembuatlangkahmenjadilelah, menjeratpikirandalamkebingungan, memenjarakandiri yang terkapardalamketerlantaran.

Sungguh, lelah kumenegejarmu oh dunia.Hendak kemana lagi aku mencarimu? Sementaralangkah yang melelah dalam balutan hari-hari yang terusbergulirmenggenapkanbulandantahun, belumjugamenemukanakhir yang menentramkanjiwa.

Lanjutkan membaca

Bisikan Nurani

Kini saatnya engkau kembali wahai diri yang malang, tak ada lagi yang harus kau cari dalam dunia yang fana ini, semuanya hanya senda gurau yang melenakan, engkau tidak akan mendapatkan kebahagiaan dengannya. Segeralah kembali, kembalilah, kembalilah dalam pangkuan iman yang akan membawamu kepada kebahagiaan hakiki. Kembalilah meskipun kau telah pergi sangat jauh, masih ada jalan yang bisa kau tempuh untuk kembali. Kembali kepada fitrah dirimu yang suci walaupun perjalananmu akan menyisakan babak-babak kepiluan lain, tapi yakinlah bersama itu akan ada keindahan yang menyelinap dalam hatimu, meskipun untuk meneguhkan langkahmu akan ada tantangan besar yang harus kau hadapi. Tapi jadikanlah itu sebagai pengorbananmu untuk menebus segala dosamu.

Lanjutkan membaca

Menjadi Pemuda Islam yang Hebat

Tantangan di usia muda

Sahabat! Usia muda yang kita jalani saat ini, adalah usia emas dalam kehidupan kita. Di usia muda ini terkumpul segala pontensi, panca indra kita berfungsi dengan maksimal, akal yang fress yang dapat menerima informasi dengan mudah dan cepat, kemampuan belajar yang kuat, waktu yang masih luang dan di sana kita bisa mengukir cita-cita dengan penuh semangat. Tentu sangat sayang jika usia emas ini kita isi dengan kesia-siaan. Usia ini harus kita isi dengan semangat yang tinggi di dalam menuntut ilmu yang bermanfaat agar dengan ilmu itu hidup kita menjadi cemerlang dan juga kita torehkan amal-amal sholeh yang bisa kita persembahkan kepada Alloh SWT, Sang Pencipta kita. Jika kita melewati masa muda ini dengan tetap istiqomah di dalam ketaatan kepada Alloh, Alloh akan memberikan kita penghargaan yang sebesar-besarnya, di antaranya kita akan termasuk salah satu dari 7 golongan yang dinaungi Alloh pada hari kiamat dimana tidak ada naungan selain naungan Alloh SWT, yaitu “Seorang anak muda yang tumbuh di dalam ibadah kepada Alloh, dan yang hatinya terikat dengan masjid.”

Lanjutkan membaca

Hujan, mengingatkan Hari Kebangkitan

Saat langit mendung, tanda akan turun hujan. Suasana terlihat agak gelap, segera kita berlindung di bawah atap agar terhindar dari guyuran airnya. Kita merasa tenang di dalam rumah saat hujan mulai turun. Dari balik jendela kita pandangi gemericik air berjatuhan yang membasahi bumi, adakalanya hanya gerimis, dan adakalanya hujan deras. Udara terasa sejuk, hati pun riang gembira, terlebih bagi orang-orang yang hidup di daerah panas dan gersang. Siapakah yang menurunkan hujan? Bagaimanakah proses terjadinya hujan?

“Allohyang mengirimkanangin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Alloh membentangkannya di langit menurut yang dikehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Ar-Rum: 48).

Lanjutkan membaca

Menumbuhkan Jiwa Kritis

Jiwa kritis atau yang disebut dengan Ruhul Intiqod mestid imiliki oleh setiap muslim. Ia merupakan ciri khas dari generasi kaum muslimin yang dengannya mereka dapat melakukan kemajuan dalam kehidupan dan mengangkat derajat hidup kepada taraf yang tinggi. Jiwa kritis adalah sikap jiwa yang tidak mudah mengikuti sesuatu tanpa memiliki ilmu terhadapnya, ia menggunakan pendengaran untuk mendengar dengan sebaik-baiknya, penglihatanuntukmemperhatikandengansetajam-tajamnya, akaluntukberfikir, hati untuk menerima dan mencintai kebenaran, dan pada akhirnya dia berpegang teguh terhadap kebenaran itu. Jiwa kritis tercermin dalam diri seorang mu’min yang berlandaskan kepada petunjuk Alloh. “Dan janganlah kamu mengikuti hal-hal yang kamu tidak memiliki ilmu terhadapnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, itu semua benar-benar akan dimintai pertanggungjawaban.”(QS. Al-Isro: 36).

Lanjutkan membaca